Jakarta, bincang.id — Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Polri terus mendalami kasus ancaman bom terhadap Pesawat Saudia Airlines SV-5726 yang mengangkut jemaah haji dari Jeddah ke Jakarta. Ancaman tersebut menyebabkan pendaratan darurat di Bandara Kualanamu, Sumatera Utara.
“Kita dari awal telah merespon itu dengan pengembangan, tapi sampai sekarang belum ditemukan (bom),” kata Juru Bicara Densus 88, AKBP Mayndra Eka Wardhana, Rabu (18/6/2025).
Mayndra menjelaskan bahwa koordinasi intensif dilakukan dengan otoritas Arab Saudi, karena objek yang diancam merupakan aset milik Saudi Arabia.
“Karena kan objek yang diancam itu asetnya Saudi yang ada di Indonesia. Karena Saudi Airlines kan punya Saudi ya. Bahwa itu adalah benar, bahwa maskapai itu diancam,” ujarnya.
Ancaman bom tersebut diketahui berasal dari email berbahasa Inggris yang dikirim ke Kementerian Perhubungan. Diduga kuat, email dikirim dari luar negeri, tepatnya India.
“Itu dari email, kita melihat apakah ada ancaman potensi dari dalam negeri. Apakah ancaman dari luar negeri, kita juga berkoordinasi dengan otoritas dari Saudi,” jelas Mayndra.
Hingga saat ini, Densus 88 memastikan situasi masih aman dan terkendali, serta tidak ditemukan bukti fisik berupa bom atau bahan berbahaya di dalam pesawat maupun barang bawaan penumpang.
“Dari hasil pengembangan masih seperti itu, artinya gini, belum ditemukan adanya ancaman dalam negeri,” tutur Mayndra.
Hal senada disampaikan Kabid Humas Polda Sumut Kombes Ferry Walintukan, yang memastikan seluruh penumpang, pesawat, dan kargo telah dinyatakan steril dari ancaman.
“Saat ini, dinyatakan pesawat, penumpang dan kargonya clear dari ancaman bom, aman, pemeriksaan sudah selesai,” ujar Ferry.
Pesawat dengan 442 penumpang itu kini telah kembali melanjutkan penerbangan ke Jakarta.
Artikel ini ditulis oleh:
Abdul Jalil