Jakarta, Bincang.id – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Selasa bergerak menguat seiring dengan pelaku pasar yang merespon positif kebijakan-kebijakan ekonomi dalam negeri.
IHSG dibuka menguat 76,71 poin atau 0,95 persen ke posisi 8.165,69. Sementara kelompok 45 saham unggulan atau indeks LQ45 naik 11,38 poin atau 1,43 persen ke posisi 807,69.
“IHSG hari ini diperkirakan melanjutkan tren positif didukung sentimen domestik yang kuat, meski terdapat kabar negatif dari China.” sebut Tim Riset Lotus Andalan Sekuritas dalam kajiannya di Jakarta, Selasa (21/10).
Dari dalam negeri, Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (Danantara Indonesia) akan mengalokasikan 80 persen dari total dana kelolaan senilai 10 miliar dolar AS atau sekitar Rp165 triliun untuk investasi di dalam negeri pada 2025. Investasi difokuskan di pasar modal, baik melalui pembelian obligasi maupun saham.
Selain itu, Danantara Indonesia menyampaikan akan mendorong lebih banyak perusahaan-perusahaan BUMN untuk menggelar aksi Initial Public Offering (IPO) di pasar modal Indonesia.
Pelaku pasar berharap langkah tersebut dapat memperdalam pasar modal Indonesia, meningkatkan likuiditas, serta memperkuat sistem keuangan nasional.
Sentimen positif juga datang dari langkah Kejaksaan Agung (Kejagung) yang berhasil menyetor Rp13,2 triliun hasil korupsi CPO ke kas negara, sehingga memperkuat kepercayaan publik terhadap penegakan hukum dan tata kelola fiskal.
Di sisi lain, pada pekan ini, pelaku pasar menantikan arah kebijakan moneter Bank Indonesia (BI) dalam pertemuan Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia (BI) pada 21-22 Oktober 2025.
Bank sentral tersebut telah melakukan pemangkasan suku bunga total sebesar 125 bps ke level 4,75 persen sepanjang tahun 2025, demi mendorong pertumbuhan dan kredit perbankan.
Dari kawasan Asia, pertumbuhan ekonomi China yang melambat menjadi sinyal waspada karena berpotensi menekan permintaan ekspor komoditas utama seperti batu bara, nikel, CPO, dan produk industri lain, yang dapat berdampak pada neraca perdagangan, nilai tukar rupiah, serta kinerja saham berbasis komoditas di Bursa.
Di sisi lain, Bank Rakyat China (PBoC) mempertahankan suku bunga pinjaman utama (LPR) pada rekor terendah untuk bulan kelima berturut-turut sebesar 3,0 persen untuk tenor 1 tahun dan 3,5 persen untuk tenor 5 tahun sesuai ekspektasi pasar.
Keputusan itu mencerminkan upaya menjaga stabilitas moneter di tengah ketegangan dagang China dan Amerika Serikat (AS), serta langkah bank sentral AS The Fed yang lebih longgar
Dari AS, pelaku pasar menantikan laporan keuangan dari perusahaan-perusahaan besar, seperti Netflix, Coca-Cola, Tesla, dan Intel. Di sisi lain, terdapat potensi kemungkinan pemangkasan suku bunga acuan oleh The Fed pada akhir Oktober 2025.
Pada perdagangan Senin (20/10), bursa saham Eropa ditutup kompak menguat, di antaranya Euro Stoxx 50 menguat 1,35 persen, indeks FTSE 100 Inggris menguat 0,52 persen, indeks DAX Jerman menguat 1,80 persen, serta indeks CAC Prancis menguat 0,39 persen.
Bursa saham AS di Wall Street juga ditutup kompak menguat pada perdagangan Senin (20/10), di antaranya Indeks Dow Jones Industrial Average menguat 1,12 persen ditutup di level 46.706,60, indeks S&P 500 menguat 1,07 persen ke level 6.735,51, indeks Nasdaq Composite menguat 1,30 persen dan ditutup di level 25.141,75.
Bursa saham regional Asia pagi ini, antara lain indeks Nikkei menguat 761,50 poin atau 1,55 persen ke 49.963,80, indeks Shanghai menguat 27.27 poin atau 0,72 persen ke 3.891,25, indeks Hang Seng menguat 453,13 poin atau 1,82 persen ke 26.325,50, dan indeks Strait Times menguat 60,50 poin atau 1,40 persen ke 4.389,07.
Artikel ini ditulis oleh:
Arie Saputra