Jakarta, bincang.id – Kilang Pertamina Internasional (KPI) melalui anak usahanya, PT Kilang Pertamina Balikpapan (KPB), yang menjadi pengelola Proyek Refinery Development Master Plan (RDMP) Balikpapan, kembali mencatat pencapaian membanggakan. Proyek strategis tersebut berhasil meraih peringkat tertinggi idAAA(sf) dari PT Pemeringkat Efek Indonesia (PEFINDO) untuk instrumen pembiayaan proyek terstruktur. Peringkat ini berlaku selama satu tahun, mulai 1 September 2025 hingga 1 September 2026.
Pjs. Corporate Secretary KPI, Milla Suciyani, menyampaikan bahwa peringkat tersebut mencerminkan tingkat kepercayaan tinggi dari pasar terhadap kemampuan KPI dan KPB dalam mengelola proyek besar, menjaga kekuatan finansial, serta prospek positif dari proyek RDMP Balikpapan.
“Proyek RDMP Balikpapan merupakan proyek terbesar yang dikelola oleh Pertamina saat ini. Proyek ini juga akan menunjukkan kemampuan Pertamina dalam mengelola proyek termasuk pendanaanya,” ujar Milla. (10/10)
Lebih lanjut, Milla menjelaskan bahwa beberapa faktor utama turut mendukung perolehan peringkat tertinggi ini, antara lain dukungan kuat dari induk perusahaan PT Pertamina (Persero), struktur proyek yang solid, serta prospek permintaan produk kilang yang stabil. Ia menambahkan, dengan capaian tersebut KPI semakin yakin bahwa proyek RDMP Balikpapan akan berjalan sesuai rencana dan memberikan manfaat besar bagi masyarakat serta ketahanan energi nasional.
Menurutnya, pencapaian ini sekaligus memperlihatkan meningkatnya keyakinan publik terhadap keberlanjutan proyek strategis tersebut.
“RDMP Balikpapan akan mengubah wajah ketahanan energi Indonesia. Proyek tersebut akan meningkatkan kapasitas pengolahan kilang dari 260 ribu barel per hari menjadi 360 ribu barrel perhari,” tutur Milla.
Selain memperkuat kapasitas produksi, proyek RDMP Balikpapan juga membawa dampak positif bagi lingkungan. Peningkatan kualitas produk dari standar Euro 2 menjadi setara Euro 5 akan membuat hasil produksi kilang lebih ramah lingkungan. Proyek ini juga diharapkan mampu meningkatkan kompleksitas kilang, mendorong efisiensi operasional, serta memperluas portofolio produk Pertamina.
Tidak hanya berdampak secara industri, proyek tersebut juga memberi multiplier effects bagi ekonomi nasional dan daerah, seperti peningkatan penyerapan tenaga kerja lokal, pertumbuhan industri pendukung, hingga penguatan rantai pasok domestik.
Hingga akhir September 2025, progres pembangunan proyek RDMP Balikpapan dan Lawe-Lawe telah mencapai 96,5% dan kini memasuki tahap commissioning serta persiapan start-up untuk unit-unit utama.
“RDMP Balikpapan dan Lawe-Lawe menjadi tonggak penting dalam memperkuat ketahanan energi nasional, mendukung kemandirian pasokan BBM, dan mendorong pembangunan ekonomi daerah secara berkelanjutan,” tutup Milla.
Artikel ini ditulis oleh:
Jimmy Julian