Mengenal Kilang Plaju, Unit Tangguh Berusia Lebih dari Satu Abad

Kilang Plaju yang menjadi salah satu unit andalan Kilang Pertamina Internasional (KPI) terus menunjukkan performa yang solid

Jakarta, bincang.id – Lebih dari seratus tahun beroperasi, Kilang Plaju yang menjadi salah satu unit andalan Kilang Pertamina Internasional (KPI) terus menunjukkan performa yang solid. Pjs. Corporate Secretary KPI, Milla Suciyani, mengungkapkan bahwa hingga akhir Agustus 2025, kilang legendaris ini berhasil menjaga capaian produksi bahan bakar pada level optimal.

Menurut Milla, dalam periode tersebut produksi gasoline di Kilang Plaju tercatat mencapai lebih dari 3 juta barel, sementara gasoil melampaui 9 juta barel. Selain itu, kilang juga memproduksi LPG lebih dari 85 ribu ton dan avtur di atas 175 ribu barel.

“Produksi ini menunjukkan betapa pentingnya Kilang Plaju dalam menjaga ketersediaan bahan bakar untuk masyarakat dan industri di wilayah Sumatera Bagian Selatan khususnya dan Indonesia pada umumnya,” tandas Milla.

Kilang Plaju memiliki kapasitas pengolahan hingga 126 ribu barel per hari, atau sekitar 12 persen dari total kapasitas kilang milik Pertamina. Dengan kapasitas tersebut, kilang ini mampu menghasilkan berbagai produk BBM dan petrokimia yang menyuplai hingga 60 persen kebutuhan energi di wilayah Sumatera Bagian Selatan.

“Kilang Plaju merupakan salah satu bukti bagaimana pengelolaan kilang bisa tetap berkontribusi. Dibangun lebih dari 1 abad, Kilang Plaju masih terus beroperasi sebagai penyokong energi nasional. Berbagai upaya dan inovasi memang terus dilakukan tidak hanya untuk menjaga kilang tetap beroperasi, tetapi juga agar kilang tetap relevan dengan zaman,” ujar Milla.

Ia menambahkan bahwa Kilang Plaju berperan penting dalam menjaga kestabilan suplai energi nasional melalui produksi berbagai jenis BBM seperti Solar, Bio Solar, Pertalite, dan Avtur. Tak hanya itu, kilang juga menghasilkan produk non-BBM, di antaranya Polytam, SBPX, LPG, Decant Oil, serta produk intermedia seperti Naptha, POD, dan LRes.

Sebagai bentuk dukungan terhadap program swasembada energi, Kilang Plaju juga memproduksi biodiesel berbasis minyak sawit.

“Bersama Kilang Kasim, Kilang Plaju turut mendukung program pemerintah dalam menghasilkan produk Biosolar 40% atau B40,” ujar Milla.

Program biodiesel ini terus meningkat sejak dimulainya B20 pada 2019, lalu berlanjut ke B30 dan B35, hingga pada Januari 2025 Kilang Plaju mulai memproduksi dan menyalurkan B40 dengan kapasitas 750 ribu barel per bulan.

“Biodiesel B40 yang diproduksi Kilang Plaju tidak hanya memperkuat ketahanan energi nasional, tetapi juga memberi dampak positif bagi sektor perkebunan sawit melalui penyerapan bahan baku FAME sebesar 40 persen,” ungkap Milla.

Selain fokus pada produksi bahan bakar, Kilang Plaju turut berinovasi di bidang lingkungan dengan menghadirkan produk pendingin Breezon MC-32 yang berbasis hidrokarbon, hemat energi, dan tidak merusak lapisan ozon. Produk ini mulai diproduksi sejak 2020 sebagai alternatif ramah lingkungan pengganti CFC dan HCFC.

Keunikan lain Kilang Plaju, menurut Milla, terletak pada penggunaan pembangkit gas turbine sebagai sumber energi utama. Teknologi ini dinilai efisien dan stabil, menjadi salah satu faktor penting yang menjaga kelancaran produksi dan konsistensi pasokan energi nasional.

Kilang Plaju juga dikenal memiliki rekam jejak keselamatan kerja yang luar biasa, dengan mencatatkan 143 juta jam kerja aman (JKA) kumulatif sejak 9 Desember 2009 hingga Agustus 2025.

“Ibarat buah kelapa tua yang makin banyak santannya, Kilang Plaju semakin matang di usianya yang telah lebih dari satu abad. Kilang ini tidak hanya menjadi tulang punggung pasokan energi di Sumatera Bagian Selatan, tapi juga simbol kemandirian energi Indonesia. Kilang ini tetap relevan dengan zaman,” pungkas Milla.

Artikel ini ditulis oleh:
Jimmy Julian

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *