Vatikan, bincang.id — Paus Fransiskus, pemimpin Gereja Katolik Roma ke‑266, wafat pada Senin pukul 07.35 waktu setempat di kediamannya di Vatikan. Kardinal Kevin Farrell yang mengumumkan kabar duka itu memuji Sang Paus sebagai sosok yang “mendedikasikan hidup bagi Tuhan dan Gereja, mengajarkan iman, keberanian, dan kasih kepada kaum miskin serta terpinggirkan.”
Lahir di Buenos Aires, 17 Desember 1936, dengan nama Jorge Mario Bergoglio, ia tertarik pada kehidupan religius sejak muda dan ditahbiskan sebagai imam Yesuit pada 1969. Terpilih menjadi Paus pada 13 Maret 2013, Fransiskus menjadi paus pertama dari Amerika Latin dan anggota Yesuit pertama yang memimpin Gereja Katolik. Menolak tinggal di Istana Apostolik, ia memilih rumah tamu Santa Marta demi menegaskan kesederhanaan dan kerap terlihat menggunakan transportasi umum saat masih bertugas di Argentina.
Sejak awal kepausannya, Fransiskus meluncurkan reformasi keuangan Vatikan dengan merombak Bank Vatikan, merampingkan kuria, dan meningkatkan transparansi. Ia membentuk komisi perlindungan anak untuk mempercepat penanganan kasus pelecehan seksual klerus, sekaligus mengecam ketimpangan ekonomi, dampak perubahan iklim, dan kebijakan anti‑migran. Meski vokal dalam isu sosial, ia tetap mempertahankan ajaran tradisional Gereja terkait aborsi, pernikahan sesama jenis, dan tahbisan perempuan, memicu perdebatan antara kubu konservatif dan progresif.
Riwayat pernapasannya yang rapuh—sebagian paru‑paru pernah diangkat pada usia dua puluhan—memburuk sepanjang tahun ini. Setelah dirawat 38 hari di Rumah Sakit Gemelli karena pneumonia bilateral pada Februari–Maret, ia kembali ke Vatikan pada 24 Maret, namun kondisinya tidak sepenuhnya pulih. Meski lemah, beliau tetap menyampaikan pesan “Urbi et Orbi” pada Minggu Paskah, 20 April, menyerukan gencatan senjata di Gaza dan pembebasan sandera, sebelum menerima Wakil Presiden AS JD Vance di hari yang sama.
Prosesi pemakaman akan mengikuti edisi kedua Ordo Exsequiarum Romani Pontificis—naskah liturgi pemakaman paus yang diperbarui dan disetujui Fransiskus pada April 2024—yang menekankan penyederhanaan dan penanganan cepat jenazah di kapel sebelum disemayamkan dalam peti. Jadwal Misa Requiem dan pemakaman akan diumumkan Vatikan dalam waktu dekat.
Gestur kemanusiaan Paus Fransiskus, seperti mencuci kaki narapidana dan pasien AIDS, serta seruannya untuk dialog dan rekonsiliasi lintas agama, meninggalkan warisan yang membentuk kembali wajah Gereja Katolik modern. Requiescat in Pacem, Paus Fransiskus.
Artikel ini ditulis oleh:
Abdulloh Hilmi